Pandora Hearts : 20

“Keinginan yang kuat dari hati sendiri, mampu membuka komedi yang menyedihkan. . . dongeng lucu yang diceritakan pria yang telah menimbulkan tragedi Sabrie. Semua orang menari dengan bebas sambil menyembunyikan bermacam-macam perasaan. Bagaikan boneka yang dimainkan oleh dalang”.


Akhirnya Pandora Heart nomer 20 muncul juga, dan gua udah sukses menjamah dan membolak-balik manga itu.

As i told you before in recent post, i was writing about truth revelation : kenyataan yang terungkap. Kenyataan-kenyataan yang sebenarnya terjadi, dalam kurun waktu beratus tahun lalu, tragedi Sabrie, kehadiran Oz Vessailus, siapakah Jack Vessailus, dan ketakutan Gilbert Baskerville (Nightray) semakin terungkap di buku nomor 20 ini, roman-romannya sih kaya udah mau finish.

Fin, Gilbert yang meski sudah mengetahui kalau dirinya di masa sebelumnya adalah pendamping  Glen Baskerville pada akhirnya memutuskan untuk tetap melindungi Oz. Baginya, dibanding semua ketakutan akan masa lalu, kesakitan, dan banyak tanda tanya mengerikan dalam hidup mereka, kehidupannya bersama dengan Oz dan Alice merupakan kenangan yang paling berharga baginya. Tak peduli sekalipun Oz hanyalah chain, atau tak peduli meski Oz tak “nyata”. Bagi Gilbert Oz adalah sahabatnya, dan tuannya.

Di manga nomor 20 ini, paman Oz, Oscar Vessailus mengambil part lumayan banyak mengenai kenangan-kenangan masa lalunya, pertengkaran dengan Zai Vessailus, pertentangan dalam batinnya antara mengasihi Oz, dan kekalutannya mengetahui bahwa tubuh Oz adalah Jack yang tengah tertidur. Alih-alih menuruti kakaknya untuk membunuh Oz, Oscar akhirnya tetap meyakini dirinya sendiri, bahwa Oz adalah anak yang patut ia kasihi, dan terutama Oz sudah dianggapnya sebagai putranya.

Saat itu Oz, Gilbert dan Oscar tengah bersembunyi dan mencari jalan keluar dari Pandora. Di saat genting itu, tiba-tiba kesadaran Oz diambil oleh Jack, yang segera disadari dengan sigap oleh Gilbert. Jack, dalang dari segala tragedi mengerikan disana, tersenyum dingin dengan tatapan mata kosong. Sosok mengerikan yang hidup. “Padahal dia orang yang bisa menimbulkan tragedi seperti itu, tapi aku tak bisa merasakan maksud baik maupun buruk darinya, dia tak bisa ditangkap, selalu lolos bagaikan air”. 

“Kau bagaikan... Kekosongan”. 

Di manga ini tanpa sadar gua nangis gitu aja, saat Oscar yang tengah menghadapi kemarahan Jack kemudian mendekatinya, dan mengungkapkan pengharapannya bagi putra tercintanya itu “Kuharap kau bahagia” ... 
“Aku menyayangimu”.

Kalimat dari pamannya itulah yang tiba-tiba saja membangkitkan seluruh kenangan Oz selama hidupnya, bersama orang-orang disekitarnya, bersama-sama Paman Oscar, Gilbert, dan Eida. Kemudian membuat Oz mengambil alih seluruh kesadaran dan menolak dikendalikan oleh Jack. Jack yang meluruh menjadi abu seiring dengan penolakan Oz untuk dikuasai olehnya, dan sekaligus membuat Alice kembali kepada mereka.

Fin. 


0 komentar:

Posting Komentar

leave your footprint here ;)