sakit yang bernama.

well,
g. nite semuwanya... :)
jadi setelah sekian lama saya tinggal di dunia tanpa koneksi (baca: kampung halaman) akhirnya saya berpulang kembali ke purwokerto dan bertemu kembali dengan sang lepy tercinta pacar pertamaku, beserta saudara dekatnya modem putih yang selalu menempel di colokannya,

ada beberapa hal yang mengakibatkan saya mendadak harus mengacaukan seluruh jadwal yang sebelumnya tersusun rapi, rencana-rencana hidup ke depan yang mendadak saja berantakan.
hari senin beberapa minggu ke belakang, tanggal 14 januari, adalah hari dimana saya seharusnya kembali ke pangkuan ibu pertiwi negeri purwokerto, namun mendadak tiada hujan, tak ada petir beterbangan, pagi hari yang cerah di senin itu saya terbangun dengan badan menggigil gila (???).
okeh, mungkin ini efek pagi hari, jadi saya putuskan untuk menidurkan diri kembali dengan pengharapan tinggi semua akan baik-baik saja, dan saya bisa kembal ke purwokerto hari itu.
tapi,
rencana tinggalah rencana, dan harapan menghilang disaput kenyataan bahwasannya hingga sore hari menjelang badan saya makin panas dingin, plus sakit kepala tiada tara yang baru pertama kali dirasakan oleh saya. sakit kepala cetar membahana yang menyakitkan, yang memaksa saya untuk akhirnya berkelana mencari pahlawan jubah putih (pak dokter ganteng), nun jauh disana.
...
setelah cek sana-sini, akhirnya sang dokter ganteng menyatakan bawa saya hanya kecapekan, dan disarankan bedrest saja di rumah 3 hari.
dan saat itu saya hanya bisa percaya kepada beliau, saya turuti sarannya, dan saya minum obat yang beliau berikan dengan teratur, sekalipun sakit kepalanya masih menari-nari, saya coba untuk percaya akan kalimatnya.

3 hari selanjutnya, sakit bertambah parah,
terutama sakit kepala yang makin tak terkendali. yang memaksa saya untuk tidak tidur selama berhari-hari karena sakitnya yang ajigile tak tertahankan (dan semoga tak terjadi lagi),
saya kejang-kejang, dan saya melakukan hal yang tak pernah, dan tak sepatutnya dilakukan oleh seorang ayu gina utari ; Menangis, dan yang lebih penting lagi ; MENANGIS DI DEPAN BAPAKE DAN MAMAKE.
sungguh rasanya Uhhh banget deh pokoknya!
jadi, hari itu, kamis sore orang rumah memutuskan bahwa saya harus diperiksakan ke klinik dekat rumah saja.
diiringi keramaian anggota keluarga rumah sejumlah 6 orang, saya meluncur ke klinik, yang sampai sana saya harus diinfus, dan dimulailah kehebohan disana karena ternyata sulit sekali untuk mencari pembuluh darah dan menusukkan jarum di tempat yang tepat. beberapa orang harus turun tangan menangani tangan saya. setelah mereka dengan biadabnya menusuk beberapa bagian di tangan dan lengan kiri-dan kanan saya, akhirnya tangan kiri sayalah yang terlihat bersahabat dengan jarum infus.

esok paginya kejadian jarum-jaruman terulang lagi, saat mereka berusaha 'mencuri' darah saya untuk uji lab, mas-mas ganteng itu nampak kesulitan mencari pembuluh darah pada lengan saya, dan akhirnya darah saya keluar setelah 3 kali beliau mencoba di beberapa tempat.

masih tak mengerti dengan kenyataan bahwa sulit sekali mendapatkan pembuluh darah yang bersahabat dengan jarum-jarum itu, siang harinya saya dikabari bahwa uji lab menyatakan bahwa saya positif typhus.

baiklah!.

itu artinya saya harus nginep. (tarik nafasss.... embusin...!).
bagi saya, manusia yang tak pernah punya riwayat penyakit parah ataupun kejadian-kejadian mengerikan yang mengharuskan saya dirawat, menginap di sana adalah mimpi buruk yang semoga tak pernah terulang lagi. tempat dimana setiap beberapa jam sekali orang datang dan berkata dengan manis "makan dulu ya mbak..."
setelah itu seseorang datang lagi, membawa benda mungil serupa peluru yang harus dan mau tak mau ditelan ke dalam tenggorokan, "obatnya nanti diminum ya mbakkk ...(masih dengan senyum di bibirnya)".

2 makhluk kecil di rumah yang cocok sekali dijadikan penghilang stress sekaligus sumber segala kekacauan di rumah
tak ada kebebasan untuk memakan apa yang kita suka, tak ada kegiatan "ngisengin adek-adek yang lagi maen", "makanin rujak pedes di siang hari", atopun kerjaan rutin di rumah ; "bertarung dengan 2 saudara lelaki yang masih kecil menggunakan segala yang ada di rumah", pokoknya itu sangatlah mengerikan.

esok harinya ternyata jarum itu masih kembali menghantui pembuluh darah saya, dan lagi-lagi mereka manusia-manusia dari negeri kesehatan dan kedokteran harus berjuang sedemikian rupa untuk mendapatkan beberapa ml darah saya.
siangnya kabar lagi dari mereka, "teteh positif DeBe juga katanya". mamah datang dengan berita yang membuat saya semakin stress.

"ini ada apa sihhh??"

hal yang paling menyulitkan lagi adalah saat-saat "ke belakang", kebetulan minggu itu adalah saat dimana saya dilanda palang merah, dan itu cukup merepotkan sebenarnya.
hingga di sebuah sore yang membosankan setelah saya kembali dari kamar mandi, saya menyaksikan bahwa darah saya menanjak menaiki selang infus dan terus naik ke atas, membuat saya bergidik dan memanggil -entah dokter atau siapakah beliau-.
kemudian sore itu menjadi sore yang panjang, karena pembuluh saya yang sebelah kiri kesulitan menerima aliran cairan bening ringer laktat, cairan itu yang seharusnya mengalir ke dalam darah saya kesulitan mengalir, dan mogok menetes, entah disebabkan pembuluh darah saya yang kebangetan kecilnya, atau karena kekentalan darah saya yang katanya super itu.
lalu akhirnya, dengan desperatenya mereka bertanya dan menawarkan;
"diinfus di kaki saja ya?"
dan saya yang sudah kelelahan ditusuk-tusuk jarum hanya mampu mengangguk lemah.
jadilah jarum itu nangkring di kaki kanan saya, dan cairan infus itu kemudian melaju dengan lancar ke dalam tubuh saya. Finally... :)

masalah datang ketika saya harus ke belakang.
apa yang harus dilakukkan?

solusi hanya satu sodara-sodara ;

Diapers.
...
hell yeah...!!!
jadi, jangan pernah sekalipun, anda sekalian yang merasa sudah dewasa untuk merelakan diri diinfus di kaki, karena itu sangat menyakitkan harga diri anda.
waspadalah!! waspadalah!!.

pertanyaannya:
"apakah sekarang saya sudah sembuh?"

dan jawaban yang saya berikan adalah :
"selama saya masih harus dirawat dan ditempeli jarum infus, dan ketemuan dengan pil-pil mengerikan itu, saya bukannya tambah sembuh tapi tambah parah sakit dan stressnya". :)

so, thats all my story, semoga kalian semua selalu diberikan kesehatan oleh-Nya.










0 komentar:

Posting Komentar

leave your footprint here ;)