Dan, Bersabarlah... (Al Baqoroh: 155)



Malem kemaren setelah nontonin sinetron ga jelas, gue mejet channel nomer 8 yang ternyata adalah SCTV. And anyway, bapak kost kita yang super unyu itu baru aja ganti tipi kosan yang sebelumnya jebluk. Jadi, La Tahzan secara resmi sudah punya tivi lagi *prok prokkk...*.


Jadi akhirnya gue liat simena-simena yang judulnya Pesantren & Rock and Roll yang udah masuk musim ke 3. *apasihhh?*. nggak ngerti awalnya dan nggak ngerti ceritanya, akhirnya gue dihadapkan tayangan dimana seorang perempuan tengah menangis, (entah kenapa disitu ada Dimas Seto yang notabene sebelumnya setau gue nggak ada di tayangan inih). Terus masuk adegan lain, mengambil setting di kelas, ada Wahyu Shubuh junior dan laennya *gatau* ceritanya mereka hendak belajar, dan masuklah sang ustadz. Gue udah underestimated duluan pas liat gurunya nyapa para murid sebagai opening pake bahasa inggris, trus anak-anak dengan heboh nyahut “Luar Biasa, Allahu Akbar!!!” ya macem begitu lah. Kaya pas jaman kita masih maba disuruh nyahut sama kakak panitia gitu deh. Anyway padahal dulu di pondok juga kaya gitu sih, sang pengajar bikin suasana yang membiasakan para santri untuk berkomunikasi dengan banyak bahasa selain bahasa Sunda dan Indonesia, Cuma entah mengapa pas liat adegan di pilemnya koq berasa maksa gimana... gituh. Hampir mau gue ganti, namun urung demi melihat peran si ustadz yang gue nggak tau namanya atopun nama aslinya.
Beliau langsung jalan ke arah papan tulis, membuka pelajaran hari itu dengan Basmallah, dan membacakan sebuah ayat dalam Al-qur’an:

 (Al-Baqoroh : 155)  . لصَّابِرِينَ وَبَشِّرِ وَالثَّمَرَاتِ وَالْأَنْفُسِ الْأَمْوَالِمِنَ وَنَقْصٍ وَالْجُوعِ الْخَوْفِ مِنَ بِشَيْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta , jiwa, dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar. (Al Baqoroh: 155).

Gue shock dan merinding. Omaigaaattt!! Ternyata suara ustadz inih adem dan menyenangkan sekali sodara-sodara. Lekuk tajwidnya, lagunya... Ah! Jadi inget jaman muda dengerin kang Surahmin sholawatan di mesjid *smirk*.

Beliau kemudian melanjutkan dengan membacakan arti surat ini perlahan,
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan (Khouf), kelaparan (Al Juu’i), kekurangan harta (Naqs minal Amwal), jiwa (Anfus), dan buah buahan (Atsamarot). Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar. (Al Baqoroh: 155)”.

Kemudian beliau menjelaskan makna dari Anfus (jiwa) tersebut adalah kehilangan orang yang disayangi. Disini beliau memaksudkan kalimat tersebut untuk Wahyu Shubuh junior yang galau mendengar kabar tentang bapaknya; Wahyu Shubuh senior. Bahwasannya, siapa saja pasti akan diuji oleh allah melalui hal manapun diantara semuanya. Dan hanya untuk orang-orang bersabarlah kabar bahagia itu akan sampai.

Pen.

 Titik.

Selesai.

Begitu adegan berubah gue matiin tipi dan ngabur ke kamar, buka tafsir dan ngecek ayatnya. Sepengetahuan gue, manusia memang akan diuji oleh allah. Itulah salah satu ujian untuk melihat keimanan terhadap tuhannya. Hal lain yang gue tahu adalah bahwa setiap manusia akan diuji hanya sampai hal yang mampu dia hadapi. (Allah tak akan menguji manusia di luar batas kemampuannya). Dan bagi gue, kata-kata ini selalu menjadi mantra sakti untuk meyakinkan diri, kalau apapun yang terjadi dalam hidup gue, pada gue, dan keluarga gue, separah apapun itu gue pasti bisa melewatinya. Karena itu sudah menjadi kepastian dari allah. Bahwa gue, sebodoh dan senaif apapun gue pasti bisa menghadapi semuanya.

Hanya saja, untuk dalil yang menyatakan manusia pasti akan dicoba dengan berbagai cobaan, jujur baru gue dengar dan tahu kemarin. Dari sinetron itu. Dan rasanya seperti disiram ilmu tambahan. I mean that selama ini gue cukup tahu manusia akan diuji. Begitulah. Tapi ternyata hal tersebut termaktub dalam al qur’an di surat kedua, Al-Baqoroh. Itu baru gue tahu, bahwa allah telah menjelaskan dengan detail, bahwa ujian itu bisa saja berupa rasa takut. Takut gagal, takut sakit, takut mati, takut ditinggal suami, takut dikhianati, dan takut lainnya. Atau diuji dengan kelaparan dan kekurangan harta yang bisa didefinisikan dengan kemiskinan yang mendera mayoritas umat di dunia ini. Atsamarot dalam ayat ini kalo nggak salah gue denger kemaren juga didefinisikan sejalan dengan Aljuu’i dan Naqs minal Amwal.  Kemudian Nafs. Jiwa. Kehilangan orang yang dikasihi. Keluarga, sahabat dekat, musuh bebuyutan yang ternyata tak disadari sudah disayangi, atau hewan peliharaan.

Ya.

Segalanya memang sudah jelas tertulis dalam benda yang kita akrabi semasa kecil; al-Qur’an. Cuma kita terlalu sibuk untuk mau peduli dan mau mencari.


Bubye fellas :)

0 komentar:

Posting Komentar

leave your footprint here ;)